Blogger templates

 

Selasa, 18 Juni 2013

Black spot, salah satu penyebab kematian pada piyikan kenari

0 komentar
BERCAK HITAM PADA PIYIKAN YANG BERUSIA SATU HARI

Salah satu penyebab kematian pada piyik kenari yang baru menetas adalah munculnya bercak hitam atau black spot di bagian perut. Bercak hitam ini bisa muncul pada anakan kenari yang masih berusia 1 – 5 hari, tetapi bisa juga pada kenari kenari muda umur 2 – 9 bulan. Black spot muncul pada saat limpa dan/atau hati membesar akibat adanya infeksi. Selain itu, bercak hitam ini juga bisa terjadi pada semua jenis kenari, serta bisa menyebar dari varietas yang satu ke varietas lainnya.

Dua penyebab utama dari munculnya bercak hitam adalah circovirus dan parasit coccidian yang menimbulkan penyakit atoxoplasmosis. Penyebab lain misalnya oronithosis, bakteri Septicaemias dan parasit darah lainnya seperti avian malaris (Plasmodium), Haemoprotues dan Trypanosoma.
Penelitian di Jerman beberapa waktu lalu menyebutkan, Mycoplasma justru menjadi penyebab utama bercak hitam di Eropa yang disebarkan oleh tungau merah, lalat, dan burung gereja yang terinfeksi oleh parasit darah tersebut.
Black spot dan circovirus
Circovirus telah dicurigai sebagai penyebab utama munculnya black spot yang membunuh piyikan kenari umur 1-5 hari. Bercak hitam akibat circovirus muncul pada sisi kanan dari perut burung penderita.
Gejala klinis yang terlihat antara lain piyikan menjadi lemah dan gagal / sullit menerima pakan lolohan dari induknya. Akibatnya, tembolok akan kosong dan akhirnya piyik mati setelah 3-4 hari terserang. Bercak hitam yang disebabkan circovirus hingga saat ini masih sulit untuk disembuhkan.
Black spot dan infeksi Mycoplasma
Seperti dijelaskan sebelumnya, penelitian di Jerman justru menemukan adanya korelasi antara kemunculan black spot dan infeksi Mycoplasma pada kenari. Vektor pembawa kuman ini antara lain burung lain, burung sejenis yang terinfeksi, tungau, nyamuk, dan lalat.
Penggunaan tylosine pada pada calon induk sebelum penjodohan bisa mencegah induk dan piyiknya kelak dari kemungkinan terinfeksi Mycoplasma.  Terapi ini digunakan dalam rangka menghilangkan infeksi Mycoplasma dari kandang penangkaran dan mengontrol black spot selama dalam burung berkembang biak di kandang penangkaran tersebut.
Black spot dan atoxoplasmosis
Atoxoplasmosis merupakan penyakit yang sering menyerang burung kenari, burung gereja, dan jenis finch lainnya, serta burung dari keluarga jalak-jalakan seperti jalak suren dan jalak bali. Penyebabnya adalah parasit coccidian jenis Isospora serini.  Jadi berbeda dari penyakit coccidiosis (berak darah) yang disebabkan oleh parasit coccidian jenis lain, yaitu Isospora canaria. Jika coccidiosis terbatas pada epitel usus, maka atoxoplasmosis berkembang biak di usus, menyerang sel-sel darah, kemudian menyebar dalam aliran darah untuk menginfeksi hati, paru-paru, dan limpa.
Infeksi atoxoplasmosis menghasilkan bercak-bercak hitam pada kedua sisi perut, sebuah tanda yang menunjukan pembesaran limpa dan hati. Gejala bercak hitam ini bisa muncul pada burung muda dengan umur kurang dari 1 tahun. Setelah dewasa, ada kemungkinan burung yang dulu pernah terserang tetap terinfeksi, namun tidak terlihat melalui tanda fisik . Burung dewasa yang terinfeksi akan terus membawa peyakit menular tersebut selama 8 bulan.
Adapun gejala klinis yang bisa dilihat pada piyikan atau kenari muda yang terinfeksi antara lain selalu lesu, sering meringkuk dengan mengembangkan bulu-bulunya, sering mendekati lampu / cahaya dengan tujuan menghangatkan tubuhnya, perut yang membusung, diare, kembung, dan terkadang menunjukan tanda-tanda neurologis (gangguan saraf).
Tingkat kematian bisa mencapai 80 % dari sekawanan burung muda dalam satu kandang koloni atau aviary, di mana infeksi dari penyakit ini lebih cepat menyebar, terlebih jika kandang penuh dengan koloni burung muda.
Indukan pembawa infeksi
Burung indukan yang terinfeksi diperkirakan akan menginfeksi piyik-piyiknya saat ia memberikan makanan. Baik burung jantan dan burung betina kemungkinan bisa menjadi vektor penyebaran penyakit, meski yang lebih sering terjadi adalah induk betina, karena merekalah yang sering meloloh anak-anaknya.
Burung indukan pun kemungkinan akan kembali terinfeksi oleh kumannya sendiri, bercak hitam (oocysts), saat membersihkan sarang dari kotorannya. Bercak hitam ini lebih sering terjadi pada sarang dengan indukan yang baru pertama kali bersarang. Begitu juga dengan indukan yang berusia di atas 3 tahun dikenal sangat rentan terhadap penyakit bercak hitam ini.
Pengendalian dan pencegahan
Hingga saat ini belum ada obat yang secara efektif mampu menghilangkan bercak hitam atau black spot. Jalan terbaik adalah memusnahkan burung yang diketahui terinfeksi, sebelum terlanjur menulari anggota koloni lainnya.
Anda juga bisa melakukan beberapa tindakan pencegahan berikut ini, agar black spot tak muncul di kandang penangkaran :
  • Mengkarantina burung yang baru datang selama beberapa hari dalam kandang karantina, sebelum disatukan dengan burung lain di kandang penangkaran.
  • Menjaga kebersihan kandang rutin menyemprotkan desinfektan seminggu sekali. Khusus untuk mengatasi kutu, tungau (termasuk tungau merah), bakteri, jamur, dan parasit, Anda bisa menggunakan FreshAves seminggu sekali, yang sekaligus juga berfungsi sebagai desinfektan.
  • Pastikan burung selalu dalam kondisi fit, terutama memperoleh kecukupan vitamin. Jika masih ragu dengan kandungan vitamin pada bahan pakan yang diberikan kepada kenari, Anda bisa menambahkan BirdVit ke dalam air minum burung, minimal 2x dalam seminggu.
  • Selalu menjaga kebersihan bahan pakan seperti biji-bijian, biji kecambah, egg food, dan pakan lainnya untuk mencegah infeksi dari bakteri Escherichia coli.
Semoga bermanfaat.

0 komentar:

Posting Komentar